Sam Ardi's Blog

Sebuah blog personal Sam Ardi

Diary: Seharian

Saya lupa jamnya kapan, yang jelas sekitar hari Kamis tanggal 17 Pebruari 2012 lalu Yanuar Nugroho, seorang ahli dan peneliti asal Indonesia di Manchester University, mengirim pesan lewat BlackBerry Messenger saya yang berisi “Cak, aku mau ke Malang”. Dia juga bertanya apakah saya ada di Malang dalam bulan Pebruari ini. Saya jawab saya sedang ada di Malang untuk liburan semester gasal ini. Setelah itu saya kirim pesan lagi kabari saja kalau akan ke Malang. Saya mengenal Yanuar Nugroho sendiri ketika diundang oleh Komunitas Bengawan di Solo dan melalui kontak pribadi dengan dia.

Senin tanggal 20 Pebruari 2012 kemarin saya kaget, sekitar jam 08.00 WIB, Yanuar mengirimkan pesan lagi kepada saya kalau dia sedang menunggu pesawat plat merah yang delay dengan tujuan Malang. Saya yang saat itu baru bangun tidur sontak bingung, kok tau-tau sudah nunggu pesawat. Akhirnya pesawat yang dia tumpangi mendarat dengan selamat di Malang, tidak kekurangan apapun malah menambah apapun, yaitu batuk!. Selidik punya selidik, Yanuar akan memberi kuliah tamu di Fakultas Teknik Unibraw.

Setelah mendarat Yanuar memberikan alamat tempat dia menginap dan membuat janji untuk bertemu sambil ngobrol santai dengan saya. Singkat cerita kita bertiga (dia dengan teman seperjuangannya dulu ketika menjadi aktivis jalanan) ngobrol panjang lebar di warung kopi yang terletak di Kawi. Pembicaraan kami tidak jauh dengan perjalanan akademis saya sampai hari ini. Kami bertukar pikiran tentang dunia akademis, semacam komparasi antara Indonesia dan Manchester. Yanuar juga memacu saya untuk segera menyelesaikan S2 saya dan langsung mengambil s3 di Manchester sekalian!. Saya hanya tertawa kecil, ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan sampai negeri dimana Ratu Elizabeth berada, tetapi saya juga harus fokus dahulu antara profesi saya sebagai seorang digital forensic analyst dan dunia akademis yang saya jalani saat ini. Dia juga memberitahu beberapa kutipan dan data dalam laporan penelitian yang ia buat diambil dari blog saya. Dia minta izin untuk mencantumkan walaupun sebelumnya saya bilang tidak usah mencantumkan nama atau inisial saya or whatever yang berhubungan dengan saya, pakai saja data yang saya berikan, saya sudah ikhlaskan untuk kepentingan akademis!

Banyak informasi yang saya dapat dari Yanuar tentang bagaimana kita-kiat melanjutkan pendidikan, terutama keseriusan dan kemauan. Yanuar bercerita bahwa dia pernah mengusir mahasiswa dia yang sedang menempuh s3 di Manchester karena mahasiswa tersebut berbelit-belit menjelaskan konsen penelitian dan disertasi dia. “Saya tidak mengerti apa yang anda katakan, anda hanya membuang waktu saya, silahkan tutup pintu” kurang lebih seperti itu bahasanya jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Obrolan yang cukup panjang tersebut berakhir ketika pak Tatang, dosen Teknik Informatika Unibraw yang juga teman s2 Yanuar di Manchester, menjemput dia dan mengajak kami makan siang di rumahnya. Saya menolak tawaran tersebut, karena masih ada urusan yang harus saya selesaikan. Saya hanya berjanji akan menemui mereka secepatnya di Unibraw.

Pukul 13.30 s.d. 15.30 merupakan sesi Yanuar memberi kuliah tamu. Saat itu saya ditemani teman dari Bloggerngalam, yaitu Rakhmad Maulidi yang sejak pagi sudah menantikan untuk mengikuti perkuliahan yang diberikan Yanuar Nugroho. Banyak hal yang dituturkan oleh Yanuar, tentang pemetaan komunitas online, kasus aktual, hingga pemanfaatan social media dalam menunjang kehidupan di Indonesia. Setelah panjang lebar memberikan materi kuliah umum. Tibalah saatnya saya pamit pulang dan akan ngobrol ringan malamnya bertempat di Ria Djenaka bersama @paringwaluyo.

Sesi malam banyak teman-teman datang ke Ria Djenaka. Saya sendiri hanya ngobrol ringan dengan Yanuar, tetapi seringan-ringannya pasti terasa berat bagi saya karena bahasan dan topik yang dilontarkan dan ditanyakan Yanuar cukup membuat saya mikir. Saya sendiri malam itu banyak ngobrol dengan pak Tatang, dosen TI Unibraw dan sedikit merukyah beliau tentang komputer forensik dan bagaimana menjadikan komputer forensik sebagai mata kuliah dalam  perguruan tinggi. Pembahasan kami berdua sudah sampai membahas rencana silabus, sumber daya manusia, referensi, dan sebagainnya. Tak terasa waktu menginjak pukul 22.15 WIB, Yanuar pamit karena batuk dan pusing kurang tidur. Banyak ilmu dan referensi baru yang saya dapatkan dari dia dan rugi jika kita tidak dapat mengeksplorasi pemikirannya.

21 Pebruari 2012

Sam.

Ditulis di Coffee Corner KFC

Published by

10 responses to “Diary: Seharian”

  1. Jadi mau nerusin ke Manchester ini? Widiiiw… Jangan lupa oleh-olehnya ya, Kak 😀
    (berangkat aja belum, lulus juga belum… :mrgreen: )
    Kalo baca ini kayanya kopdarnya berkualiti sekali ya, Kak? 😉
    Terus, kapan kopdar sama aku? *muka datar*

  2. Coba hubungi sekretaris negara untuk kopdar denganku 🙂

  3. ada materi presentasine gak cak? tentang komunitas online dan social media?

  4. Efek karena kumpul ama orang-orang akademisi bikin aku pengen sekolah lagi 🙂

    1. Ayo ndang…..

      Dengan ini saya merekomendasikan:

      Nama: Rakhmad Maulidi, S.Kom
      Jabatan: Dosen
      Keterangan: Follower!

      Agar dapat melanjutkan ke jenjang doktoral di Universitas tersebut.

  5. “Saya hanya tertawa kecil, ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan sampai negeri dimana Ratu Elizabeth berada, tetapi saya juga harus fokus dahulu antara profesi saya sebagai seorang digital forensic analyst dan dunia akademis yang saya jalani saat ini”

    ojo lali fokus juga cari jodoh

    1. huahahahhahahahahahah =))

      1. kok mek ngguyu tok seh,,,, actionnya mana??

  6. nuwun catatan ini cak. suk diteruske maneh yo.

    1. Makasih yo om wes mau berbagi ilmunya…mugi-mugi isa ketemu maneh 🙂

Leave a reply to luxsman Cancel reply