Sam Ardi's Blog

Sebuah blog personal Sam Ardi

Masalah Privasi Facebook

Sampai hari ini saya masih menggunakan Facebook, jejaring sosial yang seingat saya sudah saya gunakan sejak tahun 2007. Masalah privasi di Facebook memang bukan merupakan masalah baru, masalah tersebut masalah usang yang kerap kali terjadi. Saya baru saja membaca tentang tuntutan dari Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (semacam Lembaga Perlindungan Konsumen jika di Indonesia) yang menuntut Facebook telah melanggar privasi penggunanya (rilis 29 November 2011).

Tak hanya menuntut masalah privasi, Komisi Perdagangan Federal juga memaparkan sejumlah kasus-kasus yang dilaporkan oleh konsumen kepada mereka. Saya sendiri sampai hari ini masih menyayangkan mengapa masih banyak orang yang bisa “Add Friend” akun Facebook saya, padahal dulu sebelum Facebook melakukan perubahan pada Privacy Setting seperti sekarang, saya telah membuat akun Facebook saya tidak dapat dimintai konfirmasi pertemanan (jadi hanya saya yang bisa “Add Friend” mereka), entah mengapa sekarang semua orang dapat meminta konfirmasi pertemanan.

Rentetan kasus yang dibuka oleh Komisi tersebut sebagai berikut:

Bagi saya poin yang cukup membuat geleng-geleng kepala adalah pada poin keamanan aplikasi pihak ketiga yang oleh Facebook tidak dapat dijamin keamananannya dan poin bahwa Facebook tetap memberikan akses kepada siapa saja yang telah menghapus konten dalam akun mereka. Bayangkan saja akun yang sudah deactivate masih tetap saja bisa diakses isinya. Kasus dan berita seperti ini memang sering kita jumpai, tapi berapa banyak yang dilaporkan dan mendapat penanganan serius seperti keseriusan Komisi Perdagangan Federal Amerika ini?

Tidak hanya itu, bagaimana jika hal tersebut tidak hanya terjadi di Amerika, bagaimana jika hal tersebut terjadi di Indonesia? Apakah secara tidak sadar kita juga pernah dilanggar hak sebagai konsumen tanpa melapor karena ruwetnya proses dan tidak tahu harus melakukan tindakan apa?. Kembali ke Komisi, berdasarkan penyelesaian sengketa tersebut, maka pihak Facebook diberikan beberapa langkah agar tidak terulang kejadian yang sama sebagai berikut:

Konsekuensinya adalah

Saya hanya sedikit merenung, mengapa di Amerika (negara yang notabene liberal dan individualismenya tinggi) untuk hal-hal yang demikian sangat diperhatikan?. Bagaimana teman-teman sendiri menyikapi masalah privasi ini? Semoga informasi yang mungkin sudah “basi” tersebut bermanfaat bagi kita.

Published by

11 responses to “Masalah Privasi Facebook”

  1. “Bayangkan saja akun yang sudah deactivate masih tetap saja bisa diakses isinya.” Baru tahu. Serius, Kak?

    Btw, udah jarang mainan facebook, Kak. paling login buat nyebar link blog doang :mrgreen:

    1. Lha… kan ada poin: “Facebook claimed that when users deactivated or deleted their accounts, their photos and videos would be inaccessible. But Facebook allowed access to the content, even after users had deactivated or deleted their accounts”

      1. point ini paling parah.. ibarat orang udah taubat masih saja di ungrek ungrek dosanya……

  2. Nama dengan gaya alay itu sudah paling benar. Tanpa sadar privacy-nya terjaga.

  3. Semoga informasi yang mungkin sudah “basi” tersebut bermanfaat bagi kita.

    Tidak ada istilah “basi” untuk informasi yang bermanfaat 🙂

    Thanks sudah turut sharing infonya.

  4. Btw, udah jarang mainan facebook, Kak. paling login buat nyebar link blog doang

    Satu lagi yang juga sudah kapok dengan Facebook 🙂 jangan-jangan sebetulnya sudah banyak jumlahnya ? 😉

  5. Eh btw, all hail engineer nya Facebook. Masih enggak kebayang gimana pusingnya jadi engineer Facebook. Pertumbuhan aktifitas pengguna jadi PR cukup menantang kali ya.
    Engineernya harus berkreasi dengan fitur baru tanpa mengabaikan data/informasi user yang sudah dimasukkan pada periode sebelumnya (dari awal Facebook diluncurkan). Plus, layanan pelanggan setelah fitur baru diluncurkan, masukan, kritik, dll. Tapi sebenernya yang lebih menantang adalah gimana jadi engineer nya Facebook sih ya. Hehe..

  6. untung yg dipakai untuk umum adalah FB yang abal-abal, dengan data seadanya… FB aseli just for family, without any other app installed.

  7. aku punya fb banyak, tp abal2 semua wkwkwkwk

  8. Udah mulai ngurangin post2 di FB.
    sama ama devi, seringnya buat ngasih2 link blog doank 😀

  9. pancen membuat tidak nyaman, walau sudah didelete aplikasi pihak ke3 masih bisa ngakses ke akun kita ya ?

Leave a reply to Sam Ardi Cancel reply